Kamis, 29 November 2012

Sejarah tentang Marching Band


Sejarah Marching Band

http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf1/skins/common/images/magnify-clip.png 
Penampilan orkes barisan Universitas Detroit tahun 1920-an.
Orkes barisan bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa musisi yang bermain musik secara bersama-sama dan dilakukan sambil berjalan untuk mengiringi suatu perayaan ataupun festival. Seiring dengan perjalananan waktu, orkes barisan berevolusi menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran di masa-masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar awal orkes militer yang kemudian menjadi awal munculnya orkes barisan saat ini.
Meskipun pola orkes barisan telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya orkes barisan, tradisi milter tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa.
Di Indonesia, budaya orkes barisan merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari "Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia") yang dibina oleh Menpora (singkatan dari "Menteri pemuda dan olahraga"). Orkes barisan lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olahraga. Dalam perkembangannya, orkes barisan di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika, khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan orkes barisan menjadi lebih mudah dibedakan dari corak penampilan drum band.

Apa itu Marching Band ??

Marching Band (Orkes barisan)


Penampilan solo musik tiup grup orkes barisan.
Orkes barisan (bahasa Inggris: marching band) adalah sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik (tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama. Penampilan orkes barisan merupakan kombinasi dari permainan musik (tiup, dan perkusi) serta aksi baris-berbaris dari pemainnya. Umumnya, penampilan Orkes barisan dipimpin oleh satu atau dua orang Komandan Lapangan dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi terhadap lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tarian yang dilakukan oleh sejumlah pemain bendera.
Orkes barisan umumnya dikategorikan menurut fungsi, jumlah anggota, komposisi dan jenis peralatan yang digunakan, serta gaya atau corak penampilannya. Pada awalnya orkes barisan dikenal sebagai nama lain dari drum band. Penampilan orkes barisan pada mulanya adalah sebagai pengiring parade perayaan ataupun festival yang dilakukan di lapangan terbuka dalam bentuk barisan dengan pola yang tetap dan kaku, serta memainkan lagu-lagu mars. Dinamika keseimbangan penampilan diperoleh melalui atraksi individual yang dilakukan oleh mayoret, ataupun beberapa personel pemain instrumen. Namun saat ini permainan musik orkes barisan dapat dilakukan baik di lapangan terbuka ataupun tertutup sebagai sebagai pengisi acara dalam suatu perayaan, ataupun kejuaraan.
Komposisi musik yang dimainkan orkes barisan umumnya bersifat lebih harmonis dan tidak semata-mata memainkan lagu dalam bentuk mars, ragam peralatan yang digunakan lebih kompleks, formasi barisan yang lebih dinamis, dan corak penampilannya membuat orkes barisan merupakan kategori yang terpisah dan berbeda dengan drum band yang umumnya memiliki komposisi penggunaan instrumen perkusi yang lebih banyak dari instrumen musik tiup. Tipikal bentuk dan penampilan drum band yang paling dikenal adalah drum band yang dimiliki oleh institusi kemiliteran ataupun kepolisian. Adaptasi lebih lanjut dari penampilan orkes barisan di atas panggung adalah dalam bentuk brass band.

Senin, 26 November 2012

Islam itu memiliki karakteristik


Jika diteliti komponen-komponen bangunannya maka kita dapati saling masuk dan terkait yang pada akhirnya membentuk satu anyaman yang utuh sempurna. Maka jika kita lihat dari satu sudut pandang maka Islam itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
Dia itu agama fitrah
Dia itu agama akal
Dia itu agama ilmu dan hikmah
Dia itu agama hati, rasa dan jiwa

Dan dari sudut pandang yang lain :
Dia adalah agama kesatuan kemanusian, dia adalah Islam yang memanjang dalam sejarah.
Agama persamaan antara semua manusia.
Agama kebebasan bagi setiap manusia.
Satu-satunya agama untuk manusia.
Tasyri’nya satu untuk semua orang, di negeri Islam yang mukmin dan kafir tunduk kepadanya tanpa aniaya dan penindasan.
Agama keadilan bagi semua manusia.

Dari sudut ketiga kita dapati Islam dibangun dengan lima pilar:
Syahadat tauhid dan risalah.
Menegakkan shalat.
Membayar zakat.
Puasa Ramadhan.
Haji ke Ka’bah bagi yang mampu.

Dan dari arah keempat kita lihat ia tersusun dari tiga wilayah:
Aqidah
Syari’ah (ibadah dan muammalah)
Akhlaq.

Dari sudut kelima garis-garis dan arsiteknya nampak jelas sebagai berikut:
Mudah (yusr, suhulah)
Pertengahan (wasathiyah)
Jembatannya menghubungkan dunia dan akhirat.
Seimbang (tarazun) antara aspek jiwa, ruh, akal dan jasad.
Seimbang antara individu dan masyarakat, laki-laki dan perempuan, penguasa dan rakyat dan lainya.
Mudah ajarannya dan jelas, bebas dari kerumitan falsafi. Seorang badui datang ke Madinah mengucapkan salam kemudian diajari oleh rasulullah e tentang Islam hanya dalam satu majlis, lalu beliau mengambil janjinya agar mengamalkannya, kemudian badui itu berkata: “Saya tidak akan menambah”, maka jawab Rasulullah e: “dia beruntung jika benar”.
Menyeluruh (syumul, komperhensif) mencakup semua aspek, dia adalah din dan  dunya.
Relevan untuk setiap ruang dan waktu, terbuka bagi akal sepanjang masa. Bagi yang memenuhi syarat ijtihad berhak mempelajari , memahami dan berbicara, dan produk pemikirannya disebut Fiqih Islam. Dia bukan monopoli satu kelompok namun bukan pula barang mainan, tidak diizinkan melainkan bagi sebagian akal manusia.
Terbagi menjadi azimah dan rukhshah. Sebagimana dikatakan oleh Muhammad Rasyid Ridha, maka Ibnu ‘Abbas condong pada sisi rukhshah dan Ibnu Umar condong pada sisi azimah, sedangkan manusia bertingkat-tingkat dalam kemalasan, keseriusan dan keseimbangannya. Dia itu cocok untuk badui yang kasar, pemikir besar dan kelas-kelas manusia diantara keduanya. Dia meliputi zaman onta dan zaman pesawat ruang angkasa, antara keduanya dan sesudahnya.

10.  Dia adalah agama Syura dan Ijtihad dalam segala bidang, pemahaman pribadi dalam agama Islam dan kehidupan bukanlah watak Islam.

Begitulah kompleksitas arsitek bangunan Islam, akan tetapi, semua bentuk, isi dan bagian-bagiannya terikat kuat. Tidak ada keterputusan atau pembatas-pembatas diantaranya. Bahkan Islam ini menyatu bagaikan menyatunya air di sungai, hawa di udara, dan ruh di jasad.

Sesungguhnya Islam adalah kehidupan dalam dunia ini, untuk alam ini dan untuk manusia yang dijadikan sebagai khalifah di alam ini.

“Wahai orang-orang yang beriman jawablah Allah dan rasul-Nya jika Dia mengajakmu kepada apa yang membuat kamu hidup” (Al-Anfal: 24)