Senin, 26 November 2012

Islam itu memiliki karakteristik


Jika diteliti komponen-komponen bangunannya maka kita dapati saling masuk dan terkait yang pada akhirnya membentuk satu anyaman yang utuh sempurna. Maka jika kita lihat dari satu sudut pandang maka Islam itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
Dia itu agama fitrah
Dia itu agama akal
Dia itu agama ilmu dan hikmah
Dia itu agama hati, rasa dan jiwa

Dan dari sudut pandang yang lain :
Dia adalah agama kesatuan kemanusian, dia adalah Islam yang memanjang dalam sejarah.
Agama persamaan antara semua manusia.
Agama kebebasan bagi setiap manusia.
Satu-satunya agama untuk manusia.
Tasyri’nya satu untuk semua orang, di negeri Islam yang mukmin dan kafir tunduk kepadanya tanpa aniaya dan penindasan.
Agama keadilan bagi semua manusia.

Dari sudut ketiga kita dapati Islam dibangun dengan lima pilar:
Syahadat tauhid dan risalah.
Menegakkan shalat.
Membayar zakat.
Puasa Ramadhan.
Haji ke Ka’bah bagi yang mampu.

Dan dari arah keempat kita lihat ia tersusun dari tiga wilayah:
Aqidah
Syari’ah (ibadah dan muammalah)
Akhlaq.

Dari sudut kelima garis-garis dan arsiteknya nampak jelas sebagai berikut:
Mudah (yusr, suhulah)
Pertengahan (wasathiyah)
Jembatannya menghubungkan dunia dan akhirat.
Seimbang (tarazun) antara aspek jiwa, ruh, akal dan jasad.
Seimbang antara individu dan masyarakat, laki-laki dan perempuan, penguasa dan rakyat dan lainya.
Mudah ajarannya dan jelas, bebas dari kerumitan falsafi. Seorang badui datang ke Madinah mengucapkan salam kemudian diajari oleh rasulullah e tentang Islam hanya dalam satu majlis, lalu beliau mengambil janjinya agar mengamalkannya, kemudian badui itu berkata: “Saya tidak akan menambah”, maka jawab Rasulullah e: “dia beruntung jika benar”.
Menyeluruh (syumul, komperhensif) mencakup semua aspek, dia adalah din dan  dunya.
Relevan untuk setiap ruang dan waktu, terbuka bagi akal sepanjang masa. Bagi yang memenuhi syarat ijtihad berhak mempelajari , memahami dan berbicara, dan produk pemikirannya disebut Fiqih Islam. Dia bukan monopoli satu kelompok namun bukan pula barang mainan, tidak diizinkan melainkan bagi sebagian akal manusia.
Terbagi menjadi azimah dan rukhshah. Sebagimana dikatakan oleh Muhammad Rasyid Ridha, maka Ibnu ‘Abbas condong pada sisi rukhshah dan Ibnu Umar condong pada sisi azimah, sedangkan manusia bertingkat-tingkat dalam kemalasan, keseriusan dan keseimbangannya. Dia itu cocok untuk badui yang kasar, pemikir besar dan kelas-kelas manusia diantara keduanya. Dia meliputi zaman onta dan zaman pesawat ruang angkasa, antara keduanya dan sesudahnya.

10.  Dia adalah agama Syura dan Ijtihad dalam segala bidang, pemahaman pribadi dalam agama Islam dan kehidupan bukanlah watak Islam.

Begitulah kompleksitas arsitek bangunan Islam, akan tetapi, semua bentuk, isi dan bagian-bagiannya terikat kuat. Tidak ada keterputusan atau pembatas-pembatas diantaranya. Bahkan Islam ini menyatu bagaikan menyatunya air di sungai, hawa di udara, dan ruh di jasad.

Sesungguhnya Islam adalah kehidupan dalam dunia ini, untuk alam ini dan untuk manusia yang dijadikan sebagai khalifah di alam ini.

“Wahai orang-orang yang beriman jawablah Allah dan rasul-Nya jika Dia mengajakmu kepada apa yang membuat kamu hidup” (Al-Anfal: 24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar